Cari Blog Ini

Daftar Blog Saya

Pengikut

Kamis, 17 Desember 2009


JAKARTA, KOMPAS.com — Merasa dibantu oleh media dalam mempromosikan karya-karya mereka, band Shaggydog dari Yogyakarta membuat dan membawakan sebuah lagu terima kasih untuk media. Mereka juga menuturkan perjalanan bermusik mereka dan menyebut go international sebagai bonus.

Pada Selasa (15/12/2009) di MU Cafe Jakarta, Shaggydog—Heru (vokal), Richard (gitar), Raymond (gitar), Lilik (keyboard), Banditz (bas), dan Yoyo (drum)—menyuguhkan tiga lagu mereka. Lagu-lagu itu, hit "Di Sayidan", lagu "Honey" dari album mutakhir, Bersinar (2009), dan sebuah lagu sebagai tanda terima kasih kepada media. Menurut Heru, lagu untuk media itu diciptanya secara cepat untuk media pada pagi hari sebelum mereka menggelar acara bincang-bincang dengan media pada siang hari.

Dalam acara tersebut, Shaggydog yang lahir pada 1 Juni 1997 mengulang kisah perjalanan bermusik mereka. Mereka bergerak dari bermusik untuk mengisi waktu luang hingga menjadi grup yang dikenal sampai ke luar Tanah Air. Pada 1999, sesudah tampil dari panggung ke panggung, mereka merilis album pertama, Shaggydog. Album kedua, Bersama, keluar pada 2001, diikuti oleh album Hot Dogz pada 2003.

Shaggydog menamakan musik mereka—yang meramu dari ska, reggae, jazz, swing hingga rock n' roll—dengan "doggy style". "Kami menggunakan doggy style karena itu nama yang tepat dan tidak membuat kami bingung. Kami mendengarkan macam-macam musik. Dari sana kami menemukan beragam musik yang dibawa para turis mancanegara yang ada di Yogyakarta. Dari sekadar mendengarkan, kami mencoba meramu semua itu dengan cara kami," ungkap Richard.

Sepak terjang Shaggydog di dalam negeri tercium oleh sebuah perusahaan rekaman di Jepang. Pada 2003, perusahaan itu meminta lagu "Second Girl" mereka untuk dimasukkan ke dalam album kompilasi "Asian Ska Foundation". Isi album tersebut adalah lagu-lagu dari band-band ska se-Asia. Maka dari sana, mulailah mereka nyemplung ke industri musik di luar negeri.

Pada 2004, Shaggydog manggung di Belanda dalam Festival Mundial Production. "Di sana kami show di 14 kota di Belanda. Respons para penonton bagus banget dan kami diundang lagi pada 2006," kenang Heru. "Kami bisa melihat respons mereka bagus banget dengan penjualan CD (500 copy) dan merchandise. Begitu pula dengan respons dari media sana. Kami juga bisa mengatakan, kami bisa mengalahkan artis sana," lanjutnya. "Buat kami di sana mungkin apresiasinya lebih tinggi," imbuhnya.

Dengan manggung di luar negeri, mereka sekalian mempromosikan Indonesia. "Kami konser di luar negeri pun membawa misi memperkenalkan Indonesia di mata dunia karena selama ini mereka hanya tahu Bali," tekan Heru.

Bagi Shaggydog, menembus sampai ke negara-negara lain merupakan bonus dalam karier musik mereka. "Kami enggak pernah punya mimpi sejauh itu. Kami memulai dari iseng-iseng dan berjalan begitu jauh, dan akhirnya sampai ke Amsterdam, dan itu cukup mengejutkan untuk kami. Itu otomatis terjadi. Awalnya kami enggak pernah ingin go international. Manggung di panggung 17-an saja saya gemetar," tutur Heru.

Tahun ini, September lalu, Shaggydog meluncurkan album mutakhir mereka, Bersinar, yang berisi 13 lagu dan memiliki single "Honey'. "Album ini kami buat full, biar mantap. Kami buat seperti musik dance yang bisa buat bergoyang. Kami ingin mencoba itu," papar Heru.

Sambungnya, album tersebut mungkin akan pula diperkenalkan ke negeri orang. "Kami bawa genre musik yang Indonesia punya, serta attitude. Selama kami bisa buat musik dan selama kami bisa diterima, kenapa tidak kami go international," kata Heru lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana menurut anda terhadap blog yang saya buat ini ???